Tubuh dapat memiliki bentuk karena
memiliki sistem gerak. Sistem gerak tersebut terdiri atas tulang, sendi, dan
otot. Ketiganya bekerja sama membentuk sistem gerak. Sistem gerak inilah yang
memberi bentuk tubuh, sebagai alat gerak, jalan, dan berlari serta melakukan
berbagai aktivitas lainnya.
Tulang, otot, dan sendi, ketiganya
bersatu membentuk satu kesatuan dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tulang
merupakan alat gerak pasif. Tulang tidak dapat digerakan jika tidak terdapat
otot. Otot dikatakan sebagai alat gerak aktif. Otot inilah yang menggerakan
rangka. Dalam kehidupan sehari-hari, otot inilah yang disebut dengan daging.
Adapun sendi merupakan penghubung antartulang dalam tubuh.
1. Rangka
Rangka (skelet) merupakan rangkaian
tulang yang mendukung dan melindungi organ tubuh yang lunak. Tulang satu dengan
tulang yang lain dihubungkan oleh persendian (artikulasi). Sistem rangka
yang terletak di dalam tubuh dan dilindungi oleh kulit dan otot disebut endoskeleton.
Fungsi rangka antara lain sebagai berikut.
a. Memberikan bentuk tubuh dan menegakkan
berdirinya tubuh.
b. Melindungi organ vital.
c. Alat gerak pasif.
d. Tempat melekatnya otot.
e. Tempat pembentukan sumsum.
Rangka tubuh manusia tersusun oleh berbagai macam
tulang. Tulang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Berdasarkan
bentuknya, tulang dibedakan menjadi tulang panjang (pipa), tulang pendek,
tulang pipih, dan tulang yang berbentuk tidak beraturan.
2) Tulang
panjang (pipa), terdapat pada lengan atas, tulang paha, tulang betis dan ruas
tulang jari. Di dalam rongga tulang pipa berisi sumsum merah.
3) Tulang
pendek, terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, pergelangan tangan dan
pergelangan kaki. Di dalamnya terdapat sumsum merah yang berfungsi sebagai
tempat pembuatan sel darah merah dan sel darah putih.
4) Tulang
pipih, terdapat pada tulang rusuk, tulang dada, tulang tempurung kepala, tulang
belikat, dan tulang panggul.
5) Tulang
yang bentuknya tidak beraturan, terdapat pada tulang wajah dan ruas-ruas tulang
belakang.
b. Berdasarkan
komponen penyusunnya tulang dibedakan menjadi
tulang rawan dan tulang keras.
1) Tulang
rawan (kartilago), ciri-cirinya yaitu terdiri atas selsel tulang rawan,
bersifat lentur dan elastis, banyak mengandung zat perekat atau kondroblast,
dan sedikit zat kapur. Contoh pada tulang hidung, ujung tulang pipa, daun
telinga, antarruas tulang belakang, trakea, dan ujung tulang rusuk.
2) Tulang
keras, ciri-cirinya yaitu mengandung osteoblas yang menghasilkan zat pengikat
di sekitar sel-sel tulang. Osteoblas juga membentuk sel tulang (osteosit).
Selain osteoblas juga terdapat osteoklas yang merombak tulang dalam proses
pembentukan rongga sumsum tulang. Sel-sel tulang keras menghasilkan suatu
senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Ke dalam matriks tulang itu
akan diendapkan zat kapur berupa kalsium karbonat (CaCO3) dan
kalsium fosfat (Ca(PO4)2). Oleh karena itu matriks tulang
menjadi keras. Proses pengerasannya disebut penulangan (osifikasi). Pada
struktur tulang keras terdapat sistem havers yaitu suatu kesatuan antara selsel
tulang dan matriks yang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf.
1.
Tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan adalah jaringan ikat dimana tulang bersifat
liat dan lentur karena zat-zat antarsel tulang banyak mengandung zat perekat
dan mengandung zat kapur. Zat
perekat tulang adalah sejenis
protein yang disebut kolagen. Setelah dewasa tulang rawan diganti
menjadi tulang keras. tapi tidak semua tulang rawan akan terganti menjadi
tulang keras, tulang rawan pada orang dewasa terdapat pada telinga, hidung, dan
di ujung-ujung tulang keras, tempat sambungan antartulang (sendi).
Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri
atas sel kondrosit, dan matriks. Matriks tulang rawan terdiri atas serabut-serabut
protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi
matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu :
1. Tulang rawan hialin
Tulang Rawan Hialin adalah
bentuk umum dalam tubuh manusia. tulang rawan pada masa embrio dan pada masa
dewasa. Tulang rawan pada masa embrio adalah sebagai bentuk kerangka bagi
kebanyakan tulang dibentuk melalui osifikasi endokondral, Tulang rawan
pada masa dewasa, kebanyakan tulang rawan telah diganti menjadi tulang keras.
Tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat
kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring,
trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping
hidung dan rangka janin.
2. Tulang rawan elastis
Tulang
Rawan Elastis adalah
tulang rawan yang sifatnya lentur dimana matriksnya terdapat serat elastis yang
bercabang-cabang. Tulang rawan elatis terdapat pada telinga bagian luar
(auricular), epiglotis, larings, dan tuba eustachii (pada telinga)
3.Tulang rawan fibrosa
Tulang
Rawan Fibrosa adalah
tulang yang banyak mengandung serat kolagen yang padat pada matriksnya yang
tidak teratur sehingga lebih kaku dan kuat. Tulang rawan fibrosa terdapat pada
antar ruas tulang belakang.
Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya
sangat sedikit dibandingkan dengan anak-anak. Pada orang dewasa tulang rawan
hanya ditemukan beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping telinga, antar
tulang rusuk (costal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antarruas
tulang belakang dan pada cakra epifisis.
2. Tulang keras
Berdasarkan sifat matriksnya,
tulang keras dibedakan menjadi dua, yaitu Tulang kompak dan tulang spons.
a. Tulang kompak
Tulang kompak merupakan tulang
dengan matriks yang bersifat padat dan rapat, misalnya lapisan luar tulang
pipa.
b. Tulang spons
Tulang spons memiliki matriks
berongga, misalnya tulang pipih dan tulang pendek.