Sabtu, 28 Mei 2016

Fase Embrionik pada Manusia

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuh, berbeda dengan tumbuhan yang terjadi hanya pada bagian tertentu saja, yaitu di daerah meristem. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak terbentuknya zigot dari proses pembuahan dan terus terjadi hingga hewan mencapai usia dewasa. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu fase embrionik dan fase pascaembrionik. Fase embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari zigot sampai terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Sedangkan fase pascaembrionik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak lahir atau menetas hingga hewan itu dewasa.


     Fase Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi pembuahan/fertilisasi). Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan
organogenesis.
a. Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, delapan sel menjadi enam belas sel, dan seterusnya hingga tiga puluh dua sel. Selanjutnya terjadi fase-fase perkembangan zigot.
Fase-fase perkembangan zigot yaitu:
a. Stadium Morula
Pada perkembangan awal, zigot membelah menjadi 2, kemudian 4, 8, dan seterusnya membentuk suatu wujud seperti buah murbei yang disebut morula. Morula mengandung banyak sel hasil mitosis yang berkumpul menjadi satu kesatuan.
b. Stadium Blastula
Dari morula menjadi blastula. Dalam tahap ini masih berlangsung proses pembelahan sel sehingga terbentuk suatu rongga pada bagian tengah yang disebut blastosol.
c. Stadium Gastrula
Dari blastula menjadi gastrula. Dalam tahap ini terjadi pembentukan lubang lekukan (blastopor) yang mempunyai dua lapisan. Selanjutnya, sel-sel bagian permukaan lapisan ektoderm mengalami pelekukan ke dalam (invaginasi). Sel- sel tersebut mengisi ruang antara ektoderm dan endoderm membentuk lapisan mesoderm.
d. Organogenesis (Pembentukan Organ)
Pada tahap ini terjadi diferensiasi (perkembangan sel-sel membentuk struktur dan fungsi khusus) dari:
1)      Ektoderm menjadi kulit, sistem saraf, hidung (alat-alat indra), anus, kelenjar-kelenjar kulit, dan mulut.
2)      Mesoderm menjadi tulang, otot, ginjal, jantung, pembuluh darah, dan alat kelamin.
3)      Endoderm menjadi kelenjar-kelenjar yang mempunyai hubungan dengan alat pencernaan, paru-paru, dan alat-alat pencernaan.
                              
Perjalanan 9 bulan menuju kelahiran seorang bayi dimulai ketika sebuah sel sperma bertemu dengan sel telur. Ada jutaan sel spermatozoa yang mencapai telur, tetapi hanya satu spermatozoid yang dapat menembus lapisan luar sel telur. Begitu hal itu terjadi, bahan genetik dalam sel telur (23 kromosom) akan bergabung dengan bahan genetik dalam spermatozoid (23 kromosom) membentuk sebuah rangkaian lengkap, yaitu 46 kromosom. Proses penggabungan sperma dan sel telur beserta kromosom dari keduanya disebut pembuahan atau konsepsi atau fertilisasi. Telur yang sudah dibuahi membelah diri menjadi 2 sel dalam 36 jam, lalu menjadi 4 sel dalam 48 jam, kemudian menjadi 8 sel, dan seterusnya. Embrio masuk rahim sekitar 3 hari sesudah pembuahan.

Sekitar 1 minggu setelah pembuahan, bola sel memendamkan diri dalam lapisan rahim yang kaya akan darah dan menyerap zat makanan dari sana. Sel itu terus membelah diri, membentuk jaringan tubuh pertama, seperti pembuluh darah dan saraf. Secara bertahap bola sel menekuk dan memutar, sehingga dasar tubuh terbentuk. Sementara itu, sel lain membentuk plasenta, yaitu organ berbentuk cawan di lapisan rahim. Di dalam plasenta darah bayi mengalir sangat dekat dengan darah ibunya. Lewat plasenta inilah oksigen dan zat makanan yang sangat penting mengalir dari ibu ke bayi, sementara hasil buangan mengalir ke arah yang berlawanan.
Pada usia lima minggu panjang bayi berkisar 10 mm. Wujud kepala, punggung, dan jantungnya mulai tampak. Mulut dan mata mulai terbentuk. Kaki dan tangan terbentuk seperti kuncup yang gempal. Pada tahap ini, bayi disebut embrio. Pada usia delapan minggu panjang bayi sekitar 25 mm dan semua bagian utama tubuh telah terbentuk. Bahkan jari tangan dan kakipun sudah terbentuk. Pada tahap ini, bayi disebut janin.
Pada usia duabelas minggu sel-sel tetap aktif membelah diri dan berkembang serta membentuk kelengkapan akhir tubuh, seperti kelopak mata, kuku tangan, dan kuku kaki. Panjang bayi sekitar 13 cm. Waktu yang tersisa masih ada 28 minggu sebelum bayi dilahirkan. Bayi yang sedang berkembang hidup di dunia yang berair di dalam rahim. Di dalam rahim, cairan ketuban (amnion) melindungi bayi terhadap benturan, cahaya terang, dan kebisingan di luar. Namun demikian, bayi dapat mendengar detak jantung dan suara proses pencernaan makanan dalam usus ibunya. Janin menerima semua zat hara dan oksigen dari pasokan darah ibunya. Tetapi, darah janin itu tak pernah langsung bercampur dengan darah ibunya. Janin membuat darah sendiri, yang mengalir lewat tali pusar menuju plasenta. Bagian bawah plasenta tertanam ke dinding rahim. Pembuluh darah menghubungkan plasenta dengan jaringan rahim lewat tonjolan-tonjolan mirip jari yang disebut vilus korion. Di sekitar vilus korion, yaitu di sela intervilus, terdapat darah ibu. Melalui suatu lapisan jaringan tipis yang disebut trofoblas, ibu dan janin mempertukarkan zat hara, gas-gas dan sisa buangan.Makanan dan oksigen dari ibu merembes lewat trofoblas ke vena janin, dan sisa metabolisme disalurkan dari janin ke darah ibu untuk dibuang.
Tali Pusar
Di dalam tali pusar terdapat dua arteri dan satu vena yang menghubungkan janin dengan plasenta. Tali ini berbentuk spiral (tidak lurus seperti selang), panjang, dan cukup lentur sehingga tetap aman sewaktu janin bergerak. Ketika bayi itu lahir dan dapat bernapas serta makan sendiri, tali itu dipotong, dan meninggalkan bekas di perut, disebut pusar.

     


Kelahiran Bayi

Setelah sembilan bulan berkembang di dalam rahim ibu, bayi akan segera terlahirkan. Di dalam rahim ibu yang diselubungi oleh kantung ketuban, bayi akan merasa hangat, basah, gelap dan pada kondisi yang terlindungi. Setelah bayi tersebut terlahirkan akan mendapatkan lingkungan yang berbeda sama sekali. Lingkungan baru tersebut terasa lebih dingin, kering, terang, dan tidak terlindungi oleh sesuatu. Proses kelahiran diawali dengan kontraksi otot-otot rahim,  Kontraksi tersebut semakin kuat dan berulang-ulang, kemudian kantung ketuban mulai pecah dan mengeluarkan cairan. Cairan ini dikenal dengan air ketuban. Dalam beberapa jam, kontraksi tersebut menyebabkan terbukanya mulut uterus menjadi lebih luas untuk dilalui oleh bayi. Dengan kekuatan dan kontraksi penuh akan mendorong bayi melewati vagina dan keluar menuju lingkungan baru. Kadang-kadang seorang ibu memiliki pinggul kecil, sehingga terlalu sempit untuk dapat dilalui oleh bayi. Pada kejadian lain, posisi bayi tidak tepat, sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal. Pada kasus seperti ini, bayi akan dikeluarkan dari rahim ibu melalui pembedahan perut. Proses seperti ini dikenal dengan bedah cesar. Pada saat terlahir, bayi masih berhubungan dengan plasenta melalui tali pusar. Setelah lahir, tali pusar dipotong oleh dokter, setelah itu bayi akan menghirup oksigen tanpa melewati saluran tali pusar lagi. Bayi akan menangis, tangisan bayi akan menyebabkan masuknya udara pada paru-paru bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar