Organ pada tumbuhan terdiri atas akar, batang,
daun, bunga, biji, dan buah.

1. Akar
Akar merupakan bagian bawah
tumbuhan yang biasanya berkembang di bawah permukaan tanah. Beberapa tumbuhan
ada yang memiliki akar yang tumbuh di udara. Bentuk dan struktur akar sangat
beragam. Akar merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi
menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Tidak semua akar dapat mengisap
zat-zat makanan, tetapi hanya bagian tertentu saja yaitu bagian yang belum
diliputi gabus dan bagian yang belum tua. Bagian yang berperan dalam
penghisapan makanan ini mudah mengalami kerusakan karena lingkungan yang tidak
cocok, misalnya karena aerasi yang jelek, kurangnya kadar air dalam tanah,
tingginya keasaman tanah.
Asal akar adalah dari
akar lembaga (radix). Pada dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga
membentuk akar tunggang. Pada monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada
pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga
membentuk akar serabut.Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh
tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu
menembus tanah.

1.
Struktur Bagian Luar
Akar (Morfologi akar)
Struktur
bagian luar akar (morfologi akar) terdiri dari:
·
Leher atau pangkal
akar, merupakan bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang.
·
Ujung akar, merupakan
titik tumbuh akar yang dilindungi oleh tudung akar ( kaliptra).
·
Batang akar, merupakan
bagian akar yang terletak antara leher akar dan ujung akar.
·
Cabang-cabang akar,
merupakan bagian yang tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang tetapi
keluar dari akar pokok.
·
Serabut akar,
merupakan cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.
·
Rambut akar atau
bulu-bulu akar, merupakan penonjolan sel-sel kulit luar (epidermis) yang
sesungguhnya dan akan memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut akar
hanya tumbuh dekat ujung akar dan umumnya relatif pendek.
·
Tudung akar (
kaliptra), terletak paling ujung dan berfungsi untuk melindungi akar terhadap
kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah.
2.
Struktur bagian
dalam akar (anatomi akar)
Struktur anatomi
akar dapat diamati dengan cara melakukan pemotongan akar secara melintang.
Urutan dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
a. Epidermis (lapisan luar/kulit luar)
Epidermis akar
terdiri atas satu lapis sel yang tersusun rapat. Epidermis akar umumnya tidak
berkutikula. Pada daerah dekat ujung akar, sel-sel epidermis ini termodifikasi
menjadi bulu-bulu akar. Bulu akar berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan.
b. Korteks (lapisan pertama/kulit pertama)
Korteks
merupakan daerah antara epidermis dengan silinder pusat. Korteks terdiri atas sel-sel
parenkim yang berdinding tipis dan tersusun melingkar. Di dalam korteks
terdapat ruang ruang antarsel sebagai tempat penyimpanan udara. Fungsi korteks
adalah sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
c. Endodermis (lapisan antara korteks dan stele)
Lapisan endodermis
akar terletak di sebelah dalam korteks, yaitu berupa sebaris sel yang
tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel endodermis mengalami penebalan
gabus. Penebalan berupa rangkaian berbentuk pita. Penebalan seperti pita ini
disebut pita kaspari. Penebalan semula berupa titik yang disebut titik
kaspari. Penebalan gabus menyebabkan dinding sel tidak dapat ditembus oleh air.
Untuk masuk ke silinder pusat, air melalui endodermis yang dindingnya tidak
mengalami penebalan yang disebut dengan sel penerus. Endodermis berperan
mengatur lalu lintas zat ke dalam pembuluh akar.
d. Stele (silinder pusat, yaitu lapisan tengah akar)
Silinder pusat
terletak di sebelah dalam endodermis. Di dalamnya terdapat pembuluh kayu (xilem),
pembuluh tapis (floem) yang sangat berperan dalam proses pengangkutan
air dan mineral, dan perisikel yang berada tepat di sebelah dalam
endodermis. Perisikel berfungsi membentuk akar cabang. Akar ini akan menembus
ke luar melalui endodermis, korteks, dan epidermis. Pertumbuhan cabang akar ini
disebut pertumbuhan endogen. Pada tanaman dikotil, di antara xilem dan
floem terdapat kambium ikatan pembuluh. Pada tanaman monokotil, selain xilem
dan floem terdapat empulur tetapi tidak terdapat kambium ikatan
pembuluh.

Terdapat 3 daerah (zona)
pertumbuhan dan perkembangan.
a.
Daerah pembelahan (daerah meristematik)
Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya
sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar,
berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b.
Daerah pemanjangan
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil
pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari
daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapapuluh kali dibandingkan
sel-sel meristematik.
c.
Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Selsel di
daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya
mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur.
Berdasarkan strukturnya, secara umum
terdapat dua macam akar, yaitu akar tunggang dan akar serabut.
a. Akar tunggang
Akar tunggang
berasal dari akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar primer (akar pokok).
Akar tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil dan tumbuhan berbiji terbuka.
Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibagi dalam 2 kelompok,
yaitu: Akar tunggang tidak bercabang atau sedikit bercabang. Jika ada
percabangannya biasanya terdiri atas akar-akar halus yang berbentuk serabut.
Akar tunggang demikian sering kali berhubungan dengan fungsinya menyimpan air
dan makanan. Akar tersebut mempunyai
bentuk yang
istimewa. Akar tunggang pada tanaman wortel dan lobak disebut dengan akar
tombak atau akar pena. Disebut demikian karena
bentuk pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai
percabangan. Ada juga akar tunggang yang berbentuk gasing seperti yang terdapat
pada tanaman bengkoang dan bit karena pangkal akar besar membulat. Akar-akar
serabut sebagai cabang hanya terdapat pada ujung yang sempit meruncing.
b. Akar serabut
Akar serabut
adalah akar yang tumbuh dari pangkal batang setelah akar lembaga (embrio) mati.
Akar ini terutama terdapat pada tumbuhan monokotil. Akar serabut mempunyai
struktur yang berbeda dengan akar tunggang. Pada tumbuhan yang berakar tunggang
terdapat akar lembaga yang tumbuh terus membesar dan memanjang dan akhirnya
menjadi akar primer atau akar pokok, sedangkan pada tumbuhan yang
berakar serabut akar lembaga tidak tumbuh terus dan akhirnya mati. Pada pangkal
batang akan tumbuh akar serabut yang ukurannya lebih kecil daripada akar
lembaga, namun bercabang-cabang.
Berdasarkan
cirinya, akar serabut dibagi dalam berbagai bentuk, yaitu:
1) akar bentuk benang, misalnya pada tanaman padi dan
jagung,
2) akar gantung atau akar udara, misalnya pada pohon
beringin,
3) akar pengisap, misalnya pada benalu,
4) akar pelekat, misalnya pada sirih,
5) akar nafas, misalnya pada bogem,
6) akar tunjang, misalnya pada pandan dan bakau,
7)
akar pembelit,
misalnya pada vanili,
8) akar banir, misalnya pada sukun, dan
9) akar lutut, misalnya pada pohon tanjung.
Fungsi akar :
a. Menyerap air
dan unsur hara dari dalam tanah
Akar
dipergunakan oleh tumbuhan untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan untuk
pertumbuhannya. Akar menyerap bahan-bahan mineral bersamaan dengan air dari
lingkungannya. Air masuk ke dalam akar melalui rambut-rambut akar. Rambut akar
atau bulu akar merupakan perubahan bentuk dari jaringan epidermis akar yang
berfungsi mengisap air dan unsur-unsur hara dari dalam tanah.
b. Memperkokoh
berdirinya batang tanaman
Selain untuk
menyerap air dan unsur hara, akar juga berfungsi untuk memperkokoh berdirinya
tumbuhan sehingga dapat berdiri tegak di tempat tumbuhnya. Tumbuhan yang tinggi
membutuhkan sistem perakaran yang semakin kuat untuk menahan terpaan angin yang
semakin besar.
c. Tempat
menyimpan cadangan makanan
Sebagian tanaman
menyimpan cadangan makanan pada akarnya. Makanan yang disimpan biasanya berupa
pati atau tepung. Cadangan makanan yang tersimpan dalam akar dipergunakan selama
masa pertumbuhan tertentu dan akan digunakan untuk proses pertumbuhan pada masa
pertumbuhan selanjutnya. Sebagian tanaman yang tergolong herba sangat
tergantung pada cadangan makanan yang tersimpan dalam akar terutama untuk
mengatasi kondisi lingkungan yang buruk, misalnya pada musim kemarau sehingga
tanaman tersebut dapat bertahan hidup.
d. Bernapas
(respirasi)
Sel-sel yang
terdapat pada akar juga membutuhkan oksigen untuk melakukan pernapasan seperti
halnya sel-sel pada makhluk hidup lainnya. Untuk mencukupi kebutuhan akan
oksigen tersebut maka akar mengambil oksigen dari rongga-rongga partikel tanah.
Tanah yang gembur akan lebih mudah ditembus oleh udara sehingga kandungan
oksigennya akan semakin banyak dibandingkan tanah yang padat. Tanah gembur dan
banyak mengandung kompos atau tanah berpasir memiliki banyak rongga sehingga
mudah ditembus udara. Hal ini menyebabkan banyak terdapat cadangan oksigen yang
dapat dipergunakan oleh akar tanaman.
e. Alat
perbanyakan secara vegetatif
Akar pada
beberapa tanaman dipergunakan sebagai alat perbanyakan secara vegetatif,
misalnya pada pohon sukun dan cemara. Pada tanaman sukun dan cemara akar yang
menyumbul dari dalam tanah dapat menghasilkan tunas dan akhirnya menjadi
tanaman baru.
Pengangkutan Air pada Tumbuhan
1. Penyerapan Air dari Tanah ke Akar
Bulu-bulu akar mempunyai peran penting dalam
penyerapan air. Air dan mineral-mineral yang ada di tanah, masuk ke akar secara
berdifusi. Akan tetapi, ada juga mineral yang harus secara aktif ditarik ke
akar. Air dan mineral masuk ke akar ada yang melalui bulu-bulu akar dan ada
juga yang melalui dinding sel akar. Air dan mineral yang masuk melalui
bulu-bulu akar akan langsung masuk ke pembuluh kayu (xylem). Adapun yang masuk
melalui dinding sel, harus melalui dinding sel yang satu ke dinding sel yang
lain hingga akhirnya mencapai pembuluh kayu.
2. Pengangkutan Air dari Akar Menuju Daun
Air dan mineral yang ada di dalam pembuluh kayu
selanjutnya akan dibawa naik ke daun. Ada beberapa faktor yang membuat air dan
mineral dapat naik ke daun, yaitu kapilaritas abatang, daya isap daun, dan
tekanan akar.
a. Kapilaritas Batang
Xylem merupakan sebuah saluran kecil yang merentang
mulai dari akar hingga daun. Karena kecilnya pembuluh-pembuluh tersebut, air
dan mineral dapat naik ke atas tanpa dorongan apapun.
b. Daya Isap Daun
Daun yang umumnya tipis dan lebar juga menyebabkan
tumbuhan mudah kehilangan air karena air yang ada di daun menguap. Hilangnya
air yang menguap ini akan menyebabkan tekanan pada daun menjadi rendah sehingga
menarik air yang ada di pembuluh. Daun seakan-akan mengisap air yang ada di
pembuluh. Isapan daun ini akan membuat air yang terdapat di akar naik ke atas.
Semua sel tumbuhan dikelilingi oleh selaput atau
membran. Membran sel tidak dapat dilalui oleh semua zat. Membran sel berfungsi
seperti tirai kasa di jendela rumahmu yang dapat dilalui udara tetapi tidak
dapat dilalui benda-benda yang besar seperti serangga atau kerikil bahkan
nyamuk. Sel-sel tumbuhan dapat dilewati air, zat-zat makanan yang terlarut,
oksigen dan karbondioksida baik ke dalam atau ke luar sel.
Bagian-bagian penyusun zat di alam ini selalu dalam
keadaan bergerak. Bagian bagian penyusun zat yang ukurannya sangat kecil
disebut partikel. Partikel tersebut menyebar merata ke segala arah. Zat-zat
bergerak dari tempat yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke tempat yang
konsentrasinya lebih rendah. Proses perpindahan zat seperti tersebut disebut
difusi. Konsentrasi suatu zat adalah ukuran yang menunjukkan jumlah suatu zat
dalam volume tertentu. Difusi partikel zat itu akan berhenti jika konsentrasi
zat di kedua tempat tersebut sudah sama. Zat-zat makanan yang terlarut
berdifusi ke dalam sel melewati membran sel jika konsentrasi zat makanan di
luar sel lebih banyak dari pada yang ada di dalam sel. Dengan cara yang sama,
zat-zat makanan terlarut berdifusi ke luar sel melewati membran sel jika
konsentrasi zat di dalam sel lebih banyak dari pada yang ada di bagian luar
sel.
Difusi air melalui membran sel adalah suatu contoh
peristiwa osmosis. Difusi air melalui membran sel itu juga berlangsung dari
tempat yang mempunyai konsentrasi air tinggi ke tempat yang berkonsentrasi air
rendah. Konsentrasi air merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah air dalam
volume tertentu suatu larutan. Jika konsentrasi air di bagian luar sel lebih
banyak dibandingkan di bagian dalam sel, maka air cenderung bergerak ke dalam
sel melalui membran. Dapat pula dikatakan bila konsentrasi zat yang terlarut
dalam air lebih tinggi di bagian dalam sel dari pada di luar sel, maka air
cenderung bergerak ke dalam sel melalui membran. Jika konsentrasi air di bagian
dalam sel lebih tinggi dibandingkan di bagian luar sel, atau konsentrasi zat
yang terlarut dalam air di bagian luar sel lebih tinggi dari pada di dalam sel,
maka air cenderung bergerak ke luar sel melalui membran
Susunan
Jaringan di Batang
Struktur anatomi batang mirip dengan akar, yaitu tersusun
dari jaringan epidermis, jaringan dasar (parenkim), dan jaringan pengangkut.
Epidermis batang biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Epidermis ini sering
mengalami modifikasi menjadi trikoma dan stomata. Pada batang yang sudah
dewasa, stomata menghilang dan digantikan dengan lentisel. Lentisel merupakan
pori penghubung ruang antarsel dalam batang dengan udara lingkungan. Di sebelah
dalam epidermis terdapat korteks. Korteks tersusun dari jaringan parenkim.
Jaringan penguat kolenkim dan sklerenkim juga sering ditemukan pada korteks. Di
sebelah dalam korteks terdapat silinder pusat/stele yang tersusun oleh jaringan
parenkim berbentuk jari-jari empulur.
·
Batang monokotil umumnya tidak bercabang,
tidak berkambium, dan beruas-ruas. Susunan berkas pembuluh angkut tersebar atau
tidak teratur. Bagian luar batang monokotil sering ditutupi oleh epidermis yang
memiliki stomata, misalnya pada jagung. Di bawah epidermis terdapat seludang
sklerenkim yang membantu mengokohkan batang. Batang monokotil tidak mengalami
tumbuh membesar karena tidak memiliki meristem sekunder.
·
Batang tumbuhan dikotil umumnya
bercabang-cabang, berkambium, tetapi tidak beruas-ruas. Bagian batang yang
masih muda umumnya dilindungi oleh selapis sel epidermis. Di bawah epidermis
terdapat jaringan penguat kolenkim dan sklerenkim. Pada ikatan pembuluh
terdapat kambium yang terletak di antara xilem dan floem. Adanya kambium
menyebabkan batang tumbuhan dikotil dapat membesar. Hal ini disebakan oleh
aktivitas pembelahan sel dari jaringan meristem pada kambium.
c. Susunan Jaringan di Daun
Fungsi Daun
1. Tempat terjadinya fotosintesis.
2. Sebagai organ pernapasan.
3. Tempat terjadinya transpirasi.
4. Tempat terjadinya gutasi.
5. Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Struktur anatomi daun juga terdiri dari tiga jenis
jaringan, yaitu jaringan epidermis, jaringan dasar/parenkim, dan jaringan
pengangkut. Pada jaringan epidermis terdapat kutikula untuk mengurangi
penguapan berlebihan dari sel- sel daun. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain
kutikula juga terdapat lapisan lilin. Sebagian sel epidermis daun mengalami
modifikasi menjadi stomata. Pada daun tumbuhan dikotil, letak stomata umumnya
tersebar, sedangkan pada daun tumbuhan monokotil umumnya terletak sejajar.
Stomata dapat ditemukan pada satu atau kedua sisi daun. Pada tanaman yang hidup
di darat, umumnya stomata terletak di permukaan bawah. Sedangkan pada tanaman
air, stomata terletak di permukaan daun sebelah atas. Jaringan dasar pada
parenkim daun (mesofil) mempunyai banyak kloroplas dan terdapat ruang
antarsel yang luas.
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim daun terdiri
atas jaringan tiang (parenkim palisade) dan jaringan bunga karang (parenkim
spons). Jaringan tiang merupakan tempat fotosintesis yang utama karena banyak
mengandung klorofil. Jaringan pengangkut pada daun berkumpul di tulang daun
atau urat daun. Jaringan pengangkut ini merupakan kelanjutan berkas
pengangkut pada batang dan tangkai daun.

Bentuk-bentuk Daun
Bentuk dan struktur daun yang dapat
dilihat secara kasat mata, dapat didasarkan pada kelengkapan-bagian-bagiannya,
bentuk, ujung, pagkal, tulang, daging, dan permukaan daun. Daun pada setiap
tumbuhan memiliki bentuk yang berbeda-beda, daun yang lengkap memiliki
bagian-bagian antara lain pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Contoh
daun yang memiliki bagian lengkap yaitu daun pisang, bambu, dan daun pinang.
Variasi Daun Berdasarkan
Bagian-bagiannya
Tidak semua daun memiliki bagian,
bagian yang lengkap. Ada beberapa daun yang tersusun tidak lengkap, antara lain
:
·
Hanya memiliki tangkai
dan helaian daun ssaja, contohnya daun nangka dan daun mangga.
·
Hanya memiliki kelopak
daun saja, misalnya daun padi dan daun jagung.
·
Hanya memiliki helaian
daun saja, contohnya daun tempuyung dan biduri.
·
Hanya mempunyai
tangkai daun saja, biasanya daun tersebut berbentuk pipih menyerupai helaian
daun. Misalnya daun akasia.
Variasi Daun Berdasarkan Ujung
Daun
Selain bentuk daun, ujung daun juga
dapat memperlihatkan adanya variasi, variasi tersebut antara lain adalah.
·
Bentuk runcing, pada bentuk
ini terdapat pertemuan ibu tulang daun pada puncak daun, misalnya pada daun
orleander.
·
Bentuk meruncing, pada
bentuk ini ujung daun tampak sempit dan meruncing, contohnya ujung daun sirsak.
·
Bentuk tumpul, pada
bentuk ini tepi daun menuju ke suatu titik pertemuan sehingga membentuk
sudut yang tumpul. Contohnya pada daun sawo kecik.
·
Bentuk membulat, pada
bentuk ini ujung daun tumpul tapi ujungnya tidak membentuk sudut. Contohnya
daun teratai besar.
·
Bentuk rompang, pada
bentuk ini ujung daun tampak sebagai garis yang rata. Contohnya ujung daun
semanggi.
·
Bentuk terbelah, pada
bentuk ini ujung daun terdapat lekukan. Contohnya ujung daun sidaguri.
·
Bentuk berduri, pada
bentuk ini ujung daun tertutupi oleh bagian yang runcing dan keras (duri).
Contohnya daun nenas sebrang.
Variasi Daun Berdasarkan Tulang
Daunya
Tulang-tulang pada daun antara lain
memiliki fungsi sebagai : memberi kekuatan pada daun, sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat, Menurut besar kecilnya tulang daun dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu : ibu tulang daun, tulang-tulang cabang, dan urat-urat daun.
Berdasarkan arah tulang daunnya, daun dibedakan menjadi :
·
Bertulang menyirip,
pada daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung
daun, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang daun ke arah samping
keluar tulang-tulang daun. Susunan seperti ini mirip dengan sirip ikan, oleh
karena itu bentuk tulang daun seperti ini disebut menyirip. Contohnya daun
tumbuhan biji belah seperti daun mangga dan jambu.
·
Bertulang menjari,
dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang daun yang memencar
·
sehingga tampak
seperti jari tangan. Contohnya adalah daun pepaya, daun jarak, dan daun kapas.
·
Bertulang melengkung,
daun bentuk ini memiliki beberapa tulang daun yang besar. Adapun tulang daun
yang lainya mengikuti tepi daun sehingga daun yang semula memencar kemudian
kembali menuju ke satu arah yaitu ujung daun. Contohnya pada tumbuhan berbiji
tunggal yaitu gadung,
·
Bertulang sejajar
(lurus), arah tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Contohnya
teki-tekian.
Varias Daun Berdasarkan Jumlah
Daunnya
Berdasarkan jumlah daun yang
terletak pada tangkainya, daun dapat dikelompokan menjadi :
·
Daun tunggal, yaitu
hanya ada satu helaian daun saja pada setiap tangkainya. Contohnya pada daun dewa.
·
Daun majemuk, yaitu
helaian daun tumbuh pada cabang tangkai, sehingga pada satu tangkai terdapat
lebih dari satu helaian daun. Contoh daun asam
Bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan
pada tumbuhan Angiospermae. Bunga merupakan alat perkembangbiakan karena
di dalam bunga terdapat alat-alat reproduksi, seperti benang sari, putik, dan
kandung lembaga. Pada dasarnya, anatomi bunga tumbuhan monokotil dan dikotil
adalah sama, yaitu kelopak bunga (kaliks), mahkota bunga (corolla), benang sari
(stamen), putik, dan lembaga (ovarium). Kelopak bunga adalah bagian bunga
terluar, terletak pada dasar bunga. Kelopak ini berwarna hijau dan merupakan
modifikasi dari daun. Bagian atau lembaran kelopak bunga disebut juga daun kelopak
(sepal). Mahkota bunga terletak di sebelah dalam atau di atas kelopak bunga.
Lembaran mahkota disebut juga daun mahkota (petal). Mahkota dan kelopak bunga
sering disebut perhiasan bunga. Ukuran mahkota biasanya besar dan
berwarna-warni. Tumbuhan dikotil umumnya empat atau lima helai. Sedangkan, pada
tumbuhan monokotil tiga atau enam helai.
Di dalam mahkota terdapat benang sari
dan putik. Benang sari merupakan serbuk sari yang merupakan gamet jantan pada
tumbuhan. Benang sari terletak di tengah mahkota, memiliki bagian-bagian, yaitu
tangkai (filamen), kepala sari, dan serbuk sari (polen). Sedangkan, putik
terletak di pusat bunga. Lembaran penyusun putik disebut karpel. Setiap karpel
memiliki ovarium yang menghasilkan satu sel telur. Ovarium berhubungan dengan
putik yang terdiri atas tangkai putik (stilus) yang mendukung kepala putik
(stigma). Stigma merupakan tempat melekatnya serbuk sari saat penyerbukan.

Buah
Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai
dari penyerbukan atau persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan kedalam 2
jenis, yang pertama adalah buah semu dan yang kedua adalah buah
sejati. Tak lepas dari penamaan buah
tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari struktur buahdan
bagian-bagian buah yang ada pada buah.
Misalnya dikatakan buah sejati atau buah sebenarnya
adalah ketika bentuk buah tidak terhalangi oleh bagian-bagianbuah yang ada,
pengecualian tetap ada, seperti pada buah jambu mete terlihat tangkai bunga
yang membesar seperti buah, padahal bagian yang membesar itu bukan
buah tapi tangkai buah.. Dikatakan
buah semu karena terlihat bagian-bagian yang menghalangi atau membungkus
buah yang sebenarnya, seperti pada buah ciplukan bagian buahnyaterhalang
oleh kelopak bunga yang ikut tumbuh dalam proses pembuahan dankemudian tumbuh dan membungkus bagian buah yang
sebenarnya .Selain itu, ada juga pengkhususan-pengkhususan pada buah,
seperti buah semu dibagi lagi menjadi buah semu tunggal, buah semu ganda, dan
buah semu majemuk. pada buah semu kadangkala bentuknya dapat menipu dan membuat keliru khususnya bagi
orang-orang awam yang tidak mengenal bagian mana yangdisebut buah pada buah semu, kadang kita juga suka tertipu oleh bentuk
buah.
Buah dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu buah tunggal, buah agregat, dan buah majemuk
a. Buah Tunggal
a. Buah Tunggal
Buah tunggal yaitu bila buah dibentuk oleh
satu bakal buah .
Contoh: buah
mangga
b. Buah Agregat
Buah agregat
yaitu buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari satu bunga. Contoh: buah
srikaya, sirsak, dan arbei
c. Buah Majemuk
buah majemuk
yaitu bila buah dibentuh dari banyak bakal buah dari banyak bunga. Contoh: buah
nanas, kluwih, dan buah nangka
Secara umum
jenis buah dibedakan menjadi dua yaitu buah sejati dan buah semu
1. Buah Sejati
1. Buah Sejati
Buah sejati ialah buah yang terbentuk dari bakal buah dan seluruh jaringannya berasal dari bakal buah
Contoh: buah
mannga, semangka, alpukat
2. Buah semu
Buah semu
ialah buah yang terbentuk dari bakal buah dan bagian-bagian lain dari bunga.
Misalnya pada jambu mede, bagian yang manis ialah tangkai bunga yang
menggembung, sedangkan buah yang sesungguh nya ialah bagian yang kecil dan
keras. Contoh: jambu mede, arbei, apel, semangka
Pada buah yang
telah dewasa, daun buah menjadi dinding duah yang terdiri dari tiga lapisan
jaringan yang berbeda, misalnya pada buah kelapa lapisan luar tipis dan
mengkilat, lapisan tengah menjadi sabut, sedangkan bagian dalam yang keras disebut tempurung.
Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses kimia-fisika untuk memperoleh makanan dengan
menggunakan energi cahaya matahari yang berlangsung di dalam kloroplas. Hasil
fotosintesis berupa karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat inilah yang menjadi
nutrisi bagi tumbuhan. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi dan bahan
untuk membuat senyawa lain yang dibutuhkan tumbuhan. Sebagian dari karbohidrat
ini disimpan sebagai cadangan makanan. Jika tumbuhan dimakan hewan atau
manusia, maka terjadi perpindahan energi dari energi matahari menjadi energi
kimia dalam tumbuhan kemudian berpindah ke tubuh hewan atau manusia. Jika hewan
itu dimakan hewan lain, maka akan disertai pula dengan perpindahan energi. Jadi
sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini adalah matahari.

1. Sejarah Penemuan Fotosintesis
Dalam sejarah, beberapa ahli telah melakukan penelitian yang berkaitan
dengan fotosintesis, antara lain Ingenhousz, Engelmann, Sachs, Hill, dan
Blackman.
a. Ingenhousz
Pada tahun 1770, Joseph Priestley seorang
ahli kimia Inggris memperlihatkan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang
dibutuhkan dalam pembakaran. Dia mendemonstrasikan hal ini dengan cara membakar
lilin dalam suatu wadah tertutup sampai api mati. Lalu ia menyimpan setangkai
tumbuhan mint dalam ruang tertutup itu dan dapat mempertahankan nyala api
sampai beberapa hari. Meskipun Priestley tidak tahu jenis gas apa yang
dikeluarkan tumbuhan, tetapi apa yang dilakukannya memperlihatkan bahwa
tumbuhan menghasilkan oksigen ke udara.
Pada tahun 1799, seorang dokter berkebangsaan
Inggris bernama Jan Ingenhousz berhasil membuktikan bahwa proses
fotosintesis menghasilkan oksigen (O2). la melakukan percobaan dengan
tumbuhan air Hydrilla verticillata di bawah corong kaca bening terbalik
yang dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air. Jika Hydrilla verticillata terkena
cahaya matahari, maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul
di dasar tabung reaksi. Ternyata gas tersebut adalah oksigen. Beliau juga
membuktikan bahwa cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis dan hanya
tumbuhan hijau yang dapat melepaskan oksigen.
b. Engelmann
Pada tahun 1822 Engelmann berhasil membuktikan
bahwa klorofil merupakan faktor yang harus ada dalam proses fotosintesis. la
melakukan percobaan dengan ganggang hijau Spirogyra yang kloroplasnya
berbentuk pita melingkar seperti spiral. Dalam percobaan tersebut ia mengamati
bahwa hanya kloroplas yang terkena cahaya mataharilah yang mengeluarkan
oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya bakteri aerob yang bergerombol di
sekitar kloroplas yang terkena cahaya matahari.
c. Sachs
Pada tahun 1860, seorang ahli botani Jerman bernama Julius
von Sachs berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan
amilum (zat tepung). Adanya zat tepung ini dapat dibuktikan dengan uji
yodium, sehingga percobaan Sachs ini juga disebut uji yodium.
d. Hill
Theodore de Smussure, seorang ahli kimia dan fisiologi tumbuhan
dari Swiss menunjukkan bahwa air diperlukan dalam proses fotosintesis. Temuan
ini diteliti lebih lanjut sehingga pada tahun 1937 seorang dokter berkebangsaan
Inggris bernama Robin Hill berhasil membuktikan bahwa cahaya matahari
diperlukan untuk memecah air (H2O) menjadi hidrogen (H) dan oksigen (O2).
Pemecahan ini disebut fotolisis.
e. Blackman
Pada tahun 1905 Blackman membuktikan bahwa
perubahan karbon dioksida (CO2) menjadi glukosa (C6H12O6)
berlangsung tanpa bantuan cahaya matahari. Peristiwa ini sering disebut sebagai
reduksi karbon dioksida. Dengan demikian dalam fotosintesis ada dua macam
reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Yang merupakan reaksi terang
(reaksi Hill) adalah fotolisis, yang merupakan reaksi gelap (reaksi Blackman)
adalah reduksi karbon dioksida. Gabungan antara reaksi terang dan reaksi gelap
itulah yang kita kenal sekarang sebagai reaksi fotosintesis. Pada tahun 1940 Melvin
Calvin dan timnya berhasil menemukan urutan reaksi/proses yang berlangsung
pada reaksi gelap. Rangkaian reaksi itu selalu berulang terus menerus dan
disebut siklus Calvin.
2. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat
dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan
sinar matahari. Tumbuhan mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai sel-sel
yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Dalam fotosintesis, energi cahaya
matahari diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia yang disimpan
dalam bentuk karbohidrat atau senyawa organik lainnya. Di dalam tumbuhan
karbohidrat diubah menjadi protein, lemak, vitamin, atau senyawa yang lain.
Senyawa-senyawa organik ini selain dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri, juga
dimanfaatkan oleh manusia dan hewan herbivora sebagai bahan makanan.
Fotosintesis melibatkan banyak reaksi kimia yang kompleks. Secara sederhana,
reaksi kimia yang terjadi pada proses fotosintesis dapat dituliskan sebagai
berikut.
6CO2 + 6H2O → C6H12O6
+ 6O2
(karbon dioksida) (air) (glukosa) (oksigen)
Glukosa
diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan melalui floem. Hasil fotosintesis ini
digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. glukosa sudah cukup,
maka kelebihan glukosa yang ada akan diubah menjadi karbohidrat dan disimpan
sebagai cadangan makanan di dalam akar, batang, buah, atau biji. Dalam akar
misalnya kentang, dalam batang misalnya tebu, dalam buah seperti durian,
rambutan, dan pepaya, dalam biji misalnya kacang hijau.
3. Tempat Fotosintesis
Proses
fotosintesis terjadi di daun yang berwarna hijau karena mengandung klorofil
yang dapat menyerap sinar matahari. Daun memiliki permukaan atas dan bawah yang
dilindungi lapisan epidermis yang mempunyai lapisan lilin.
Fungsi lapisan
lilin mencegah penguapan air (transpirasi) yang berlebihan. Lapisan epidermis tersusun
atas sel-sel epidermis, di antara sel-selnya terdapat stomata. Fungsi stomata
adalah untuk pertukaran CO2 dan O2 dalam proses fotosintesis
dan respirasi. Di antara epidermis bawah dan atas terdapat jaringan palisade. Sel-selnya
mengandung kloroplas yang berfungsi menyerap cahaya matahari untuk digunakan
sebagai tenaga dalam proses fotosintesis. Di dalam kloroplas inilah proses fotosintesis
terjadi. Dalam kloroplas terdapat pigmen warna hijau, yaitu klorofil.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Fotosintesis
di antaranya:
a.
Cahaya
Matahari
Cahaya matahari
sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari berfungsi sebagai
sumber tenaga untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi glukosa.
Penyerapan cahaya matahari oleh tumbuhan tergantung dari intensitas cahaya
matahari, lama penyinaran, dan panjang gelombang cahaya.
b.
Air
Air
memiliki peranan penting dalam fotosintesis karena merupakan bahan baku
fotosintesis. Keberadaan air juga berpengaruh pada kerja stomata. Bila
kekurangan air, stomata menutup sehingga CO2 terhalang masuk. Bila air dan CO2 tidak
ada, proses fotosintesis tidak dapat dilakukan.
c.
Suhu
Suhu berpengaruh
pada kerja enzim-enzim pada tumbuhan dalam proses fotosintesis. Setiap suhu
naik 10° C, kerja enzim meningkat 2 kali lipat. Waktu yang baik untuk proses
fotosintesis pada tumbuhan adalah siang hari karena suhu pada siang hari cukup
tinggi sehingga kerja enzim-enzim dapat maksimal.
d.
Usia
Daun
Bila usia daun
makin tua, aktivitas fotosintesis makin lambat. Daun yang menguning mengandung
klorofil yang makin sedikit. Keadaan ini menurunkan fungsi kloroplas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar