Minggu, 12 Juni 2016

Sistem Transportasi




Darah merupakan suatu jaringan yang terdiri dari bermacam-macam sel dan cairan, yang mempunyai banyak fungsi penting dalam setiap kegiatan tubuh. Darah merupakan alat transportasi atau alat pengangkutan yang paling utama dalam tubuh Darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Tingkat warna merahnya tergantung pada kadar oksigen dan karbon dioksida. Darah yang banyak mengandung oksigen berwarna merah cerah, sedangkan darah yang mengandung banyak karbon dioksida berwarna merah tua.
Volume darah setiap orang tidak sama, tergantung pada berat badan, jenis kelamin, kegemukan, kandungan air dalam tubuh, dan keadaan pembuluh darah. Tapi secara umum volume darah sekitar 8% dari berat badan. Jika darah diendapkan dengan sentrifugasi, maka darah akan terpisah menjadi bagian yang cair dan bagian yang padat. Bagian darah yang cair disebut plasma, sedangkan bagian yang padat terdiri dari sel-sel darah.

a. Plasma
Plasma darah menyusun 55% dari keseluruhan darah, di dalamnya terlarut berbagai zat. Plasma tersusun dari air 91% dan zat terlarut 9%. Zat terlarut terdiri dari protein plasma, garam mineral, enzim, hormon, gas, dan zat organik lain. Protein dalam plasma antara lain berupa albumin (berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik darah), globulin (membentuk antibodi), dan fibrinogen (untuk pembekuan darah). Bagian plasma darah yang berperan dalam sistem kekebalan disebut serum. Serum ini mengandung berbagai antibodi yang penting dalam sistem kekebalan tubuh.
b. Sel-Sel Darah
Sel-sel darah mencakup 45% dari total darah, terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping- keping darah (trombosit). Warna merah pada darah disebabkan adanya hemoglobin dalam eritrosit.
1) Eritrosit

Bentuk eritrosit bikonkaf dan tidak berinti. Berfungsi untuk mengangkut hemoglobin yang berperan sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa adalah 4,7 – 5,3 juta/mm3. Eritrosit dibentuk di sumsum merah, masa hidupnya 4 bulan atau 120 hari. Sel darah merah yang telah berumur 115 hari akan dihancurkan di dalam limfa dan mati. Hemoglobin akan dipecah menjadi hemo dan globin. Hemo akan digunakan untuk pembentukan sel darah merah lagi dan sisanya akan diubah menjadi bilirubun (pigmen kuning) dan biliverdin. Sedangkan, globin yang merupakan suatu protein, akan diubah menjadi asam amino yang akan digunakan oleh jaringan.
2) Leukosit
Berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh dan kekebalan, yaitu membunuh dan memakan mikroorganisme dan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Bentuk leukosit tidak tetap karena bersifat amoeboid, diapedesis, dan fagositosis. Amoeboid artinya dapat bergerak bebas. Karena bergerak bebas, leukosit dapat menembus dinding pembuluh kapiler, disebut sifat diapedesis. Leukosit juga bersifat fagositosis, yaitu dapat membunuh kuman dengan cara memakannya. Sel darah putih hanya hidup sekitar 12 – 13 hari, bahkan ada hanya beberapa jam ketika terjadi peradangan dalam tubuh. Jumlah leukosit normal adalah 4.000 – 10.000 per mm3 darah. Saat terjadi infeksi, jumlahnya dapat melebihi 10.000 per mm3 darah yang disebut leukositosis. Jika kadar leukosit kurang dari 4.000 per mm3 disebut menderita penyakit leukopenia. Misalnya karena infeksi penyakit AIDS. Jika kadar leukosit di atas 200.000 per mm3 disebut menderita kanker darah atau leukemia.
Sel darah putih memiliki inti sel tetapi tidak berwarna atau tidak memiliki pigmen. Berdasarkan zat warna yang diserapnya dan bentuk intinya sel darah putih dibagi menjadi lima jenis, yaitu basofil, neutrofil, monosit, eosinofil, dan limfosit.
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasma sel, leukosit dibedakan menjadi 2 tipe.
1. Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang bergranula. Granulosit berperan dalam membunuh kuman penyakit dan sel asing (termasuk sel kanker), serta memakan sel mati. Berdasarkan jenis granula serta sifat asam dan basa sitoplasmanya, granulosit dibedakan lagi menjadi 3 macam sel.
a. Eosinofil
Sitoplasma eosinofil mempunyai granula yang halus dan bersifat asam. Pada pewarnaan dengan menggunakan senyawa asam, sitoplasma eosinofil memberikan warna merah. Sel ini mempunyai peran di dalam membunuh kuman atau penyakit
dan memakan sel mati.
b. Basofil
Sitoplasma basofil bergranula kasar dan bersifat basa. Basofil berperan membunuh sel asing yang masuk ke dalam tubuh. Basofil ini jumlahnya relatif sedikit.
c. Neutrofil
Sitoplasma neutrofil bergranula halus dan sifatnya netral. Neutrofil lebih aktif di dalam membunuh kuman penyakit dan memakan sel mati daripada eosinofil maupun basofil. Neutrofil jumlahnya paling banyak.
2. Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak bergranula. Agranulosit terdiri atas :
a. Limfosit
Merupakan sel dengan inti berbentuk seperti ginjal atau seperti biji kacang tanah. Limfosit dibedakan menjadi 3.
1)      Limfosit B: pada saat aktif akan menghasilkan antibodi, yaitu protein untuk melawan sel asing dan bibit penyakit.
2)      Limfosit T pembunuh (sitotoksik): bertugas membunuh sel asing (antigen) secara langsung.
3)      Limfosit T helper (CD4+): bertugas mengkoordinasi sel limfosit B untuk menghasilkan antibodi. Pada penderita HIV/AIDS, sel CD4+ ini dimakan oleh virus HIV. Akibatnya, daya tahan pasien menjadi sangat rendah yang dapat berakibat kematian.
b. Monosit
Merupakan sel dengan inti berbentuk menyerupai otak. Peran monosit hampir sama dengan peran granulosit, yaitu membunuh bibit penyakit secara langsung tanpa melalui produksi antibodi, membunuh sel asing (di antaranya sel kanker), dan memakan sel mati.

3) Trombosit
Trombosit berperan dalam pembekuan darah ketika terjadi luka. Jumlah trombosit sekitar 300.000 per mm3 darah. Trombosit dibentuk di sumsum tulang dan dapat hidup selama 8 hari. Bentuknya bulat atau lonjong dan tidak berinti. Trombosit mudah pecah jika keluar dari pembuluh darah atau bersentuhan dengan benda yang permukaannya kasar.
Proses Pembekuan darah
Ketika tubuh  terluka, pembuluh darah robek. Selanjutnya akan terjadi mekanisme penutupan luka sebagai berikut.
a.       Trombosit menjadi aktif dan melekat di daerah yang mengalami cedera. Daerah yang mengalami cedera akan mengeluarkan perekat yang menahan trombosit pada pembuluh darah. Perekat tersebut adalah suatu protein plasma yang dihasilkan oleh sel-sel di dalam pembuluh darah.
b.      Trombosit yang tertimbun di daerah yang terluka ini membentuk suatu jaring yang menyumbat luka. Trombosit yang telah berubah bentuk tadi akan melepaskan protein serta zat kimia lainnya yang akan menjerat lebih banyak lagi trombosit dan protein pembekuan.
c.       Salah satu protein yang dikeluarkan oleh trombosit aktif yang telah berubah bentuk tadi adalah tromboplastin yang dengan adanya ion Ca+ akan mengubah protrombin menjadi trombin.
d.       Trombin mengubah fibrinogen (suatu faktor pembekuan darah yang terlarut) menjadi serat-serat fibrin panjang yang tidak larut, membentuk suatu jaring yang menjerat lebih banyak lagi trombosit dan sel darah. Serat fibrin ini akan semakin memperluas benang-benang beku dan menyumbat pembuluh darah.
          

Perbedaan antara eritrosit, leukosit, dan trombosit
 

Fungsi darah
Setiap komponen darah mempunyai fungsi tertentu, sehingga fungsi darah beraneka macam, yaitu sebagai berikut.
a.    Sebagai alat pengangkut, zat yang diangkut darah adalah sebagai berikut.
1)      Sel-sel darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru ke jantung dan ke seluruh tubuh.
2)      Plasma darah, mengangkut sari makanan dari usus ke hati kemudian ke seluruh tubuh, karbon dioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, urea dari hati ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urin, dan hormon dari kelenjar endokrin ke seluruh tubuh.
b.    Sebagai alat pertahanan tubuh melawan infeksi. Mekanismenya adalah sebagai berikut.
1)      Fagositosis, yaitu memakan kuman penyakit dan zat asing yang masuk dalam tubuh.
2)      Limfosit menghasilkan antibodi untuk membunuh kuman dan antitoksin untuk menetralkan racun.
c.    Melakukan pembekuan darah ketika terjadi luka. Yang berperan penting adalah trombosit.

d.   Menjaga kestabilan suhu tubuh, yaitu berkisar pada 37°C walaupun suhu lingkungan berubah. Darah mampu menyebarkan energi panas secara merata ke seluruh tubuh. Menggigil dan berkeringat merupakan mekanisme untuk menjaga agar suhu tubuh tetap stabil.


Alat Peredaran Darah
Alat peredaran darah manusia berupa jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah terdiri atas pembuluh balik (vena), pembuluh nadi (arteri), dan kapiler vena ataupun kapiler arteri.
a. Jantung
Jantung berperan sebagai pemompa dalam sistem peredaran darah. Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri terletak di antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri, Berat jantung sekitar 335 gram, sebesar kepalan tangan pemiliknya. Setiap hari jantung memompa darah 100.000 kali atau mengalirkan darah sepanjang 100.000 km. Jantung terdiri dari empat ruangan, yaitu dua rongga atas yang disebut dengan serambi (atrium) dan dua rongga bawah yang disebut bilik (ventrikel). Jantung memiliki tiga katup yaitu katup vena semilunair yang terletak pada pangkal aorta, katup valvula bikuspidalis yang terletak antara ventrikel kiri dan atrium kiri, serta valvula trikuspidalis yang terletak antara ventrikel kanan dan atrium kanan.
 
Pada jantung terdapat tiga buah vena yang bermuara di atrium yaitu, vena cava superior (vena yang membawa darah dari organ tubuh bagian atas), vena cava inferior (vena yang membawa darah dari organ tubuh bagian bawah), dan vena pulmonalis (vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru). Arteri yang berpangkal di jantung adalah arteri pulmonalis (membawa darah kaya CO2 menuju paru-paru) dan aorta (arteri terbesar yang mengalirkan darah dari ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh). Jantung mendapat suplai oksigen dan makanan yang dibawa oleh arteri koronaria. Arteri ini berpangkal di aorta. Kemampuan jantung dalam memompa darah dapat ditunjukkan dengan tekanan darah. Tekanan darah pada orang dewasa yang normal adalah 120/80 mmHg. Nilai 120 mmHg menunjukkan tekanan darah saat ventrikel berkontraksi (disebut tekanan sistol). Nilai 80 mmHg menunjukkan tekanan darah saat ventrikel relaksasi (disebut tekanan diastol).
Aliran darah di dalam jantung diuraikan sebagai berikut:
1.      Darah dari pembuluh balik memasuki serambi jantung kanan dan kiri.
2.      Serambi mulai memompa atau menekan darah keluar menuju bilik. Saat itu serambi berkontraksi.
3.      Ketika serambi berkontraksi, bilik kanan dan kiri relaksasi (tidak memompa). Saat itu bilik menerima darah dari serambi.
4.      Bilik kanan dan kiri kemudian berkontraksi menekan darah ke dalam dua arteri besar menuju tubuh dan paruparu.
5.      Saat bilik memompa darah ke pembuluh nadi, serambi relaksasi. Saat itu darah dari pembuluh balik (dari tubuh) kembali memasuki serambi, seperti proses nomor 1 dan siklus jantung terulang lagi.
b. Pembuluh Darah
Darah selalu beredar  di dalam pembuluh darah. Pembuluh darah terdiri dari pembuluh darah nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan kapiler.
1)      Arteri
Dindingnya tebal dan elastis (diameternya dapat berubah sesuai dengan kebutuhan). Hal ini diperlukan untuk menjaga aliran darah konstan dan tidak tersendat. Arah aliran darah dalam arteri meninggalkan jantung. Tekanan darah di dalamnya kuat, sehingga jika terluka darah keluar memancar. Darah dalam arteri kaya akan oksigen kecuali arteri paru-paru. Letak pembuluh ini agak dalam dari permukaan kulit dan hanya memiliki satu katup yaitu berada di jantung yang disebut valvula semilunair. Saat darah ditekan keluar dari jantung merupakan awal perjalanan darah melalui pembuluh nadi, kapiler, dan pembuluh balik. Pembuluh nadi adalah pembuluh darah yang
a.       membawa darah keluar dan menjauhi jantung
b.      membawa darah dengan tekanan tinggi
c.       berdinding tebal dan berotot.
Masing-masing bilik jantung dihubungkan dengan pembuluh nadi, sehingga apabila bilik berkontraksi, darah dialirkan dari jantung ke pembuluh nadi. Aorta merupakan pembuluh nadi berdiameter paling besar. Pembuluh nadi bercabang menjadi pembuluh-pembuluh darah yang lebih sempit.
2)      Vena
Venaberfungsi untuk mengalirkan darah dari kapiler menuju jantung. Dindingnya tipis dan kurang elastis. Arah aliran darah dalam vena menuju ke jantung.
Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang:
a.       mengalirkan darah ke jantung
b.      mempunyai lebih sedikit otot daripada arteri
c.       bentuknya agak lebih pipih daripada arteri
d.      berdinding lebih tipis daripada arteri
e.       membawa darah dengan tekanan rendah
f.       mempunyai klep satu arah untuk mempertahankan gerakan darah ke arah jantung. Jika ada gerakan darah membalik, tekanan darah akan menutup klep, sehingga darah tidak bisa melanjutkan untuk mengalir balik.
            Perbedaan Arteri dengan Vena

3)      Kapiler
Kapiler berupa saluran tipis yang memungkinkan terjadi pertukaran zat antara darah dengan sel jaringan tubuh. Pembuluh-pembuluh darah dalam tubuh menjadi sangat sempit sampai tidak bisa lagi disebut sebagai pembuluh nadi atau pembuluh balik. Bagian ini disebut kapiler. Kapiler adalah pembuluh darah terkecil, hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Kapiler menghubungkan pembuluh nadi dengan pembuluh balik. Dinding kapiler hanya setebal satu sel. Tubuhmu lebih banyak mempunyai kapiler daripada pembuluh nadi dan pembuluh balik. Makanan dan oksigen meresap ke sel tubuh melalui dinding kapiler yang tipis. Zat-zat sisa, misalnya karbondioksida bergerak dari sel-sel tubuh meresap ke dalam kapiler untuk dibawa kembali ke jantung.
4)      Arteriole, merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan arteri.
5)      Venule, merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan vena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar